Follow Me @intanyputri.edyson

Minggu, 10 Januari 2016

UPAYA KONSERVASI TANAH PADA FAKTOR PEMBATAS KEPEKAAN EROSI DAN TINGKAT EROSI

21.28.00 0 Comments

Apa itu erosi?
dikutip dari Wikipedia Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh 
gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi.

 Kelas  (kepekaan erosi)
Kepekaan Tanah terhadap erosi atau disebut erodibilitas tanah didefenisikan oleh Hudson (1978) sebagai mudah tidaknya suatu tanah tererosi. Secara lebih spesifik Young et aldalam Veiche (2002) mendefinisikan erodibilitas tanah sebagai mudah tidaknya suatu tanah untuk dihancurkan oleh kekuatan jatuhnya butir-butir hujan, dan/atau oleh kekuatan aliran permukaan.
1  Lereng Permukaan (%)
3 - 8 %
II
2  Kepekaan erosi
0,35
III
3  Tingkat erosi
sedang
III
4  Kedalaman Tanah (cm)
<90
II
5  Tekstur Lapisan Atas
Lp berdebu
I
6  Tekstur Lapisan Bawah
Lp berdebu
I
7   Permeabilitas (cm/jam)
1,98
I
8.  Drainase
baik
I
9   Kerikil/batuan
< 15%
I
10 Ancaman banjir
tdk pernah
I
Mengeni faktor yang mempengaruhi Kepekaan Erosi (Erodibilitas) Poesen (1983) mengatakan bahwa erodibilitas bukan hanya ditentukan oleh sifat-sifat tanah, namun ditentukan pula oleh faktor-faktor erosi lainnya, yakni erosivitas, topografi, vegetasi, fauna dan aktivasi manusia.
Meskipun erodibilitas tanah tidak hanya ditentukan oleh sifat-sifat tanah, namun untuk membuat konsep erodibilitas tanah menjadi tidak terlalu kompleks, maka beberapa peneliti menggambarkan erodibilitas tanah sebagai pernyataan keseluruhan pengaruh sifat-sifat tanah dan bebas dari faktor-faktor penyebab erosi lainnya (Arsyad, 2002)
Menurut Dariah et al (2008) pada prinsipnya sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erodibilitas tanah adalah:
1.      Sifat-sifat tanah yang memepengaruhi laju infiltrasi, permeabelitas dan kapasitas tanah menahan air,
2.      Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi  ketahanan struktur tanah terhadap depresi, dan pengikisan oleh butir-butir air hujan dan aliran permukaan.

 Solusi Masalah
            Maka untuk mengatasi masalah Kepekaan Erosi Tanah adalah sebaagai berikut:
-          Melakukan Pengukuran Erodibiltas Tanah
Erodibilitas tanah sangat penting untuk diketahui terlebih dahulu agar tindakan konservasi dan pengelolaan tanah dapat dilaksanakan secara lebih tepat dan terarah. Namun, menurut Veiche (2002) konsep dari erodibilitas tanah merupakan satu hal yang kompleks atau tidak sederhana, karena erodibilitas dipengaruhi oleh banyak sekali sifat-sifat tanah.
Nilai erodibilitas tanah dapat dihitung dengan persamaan:
K= A/R
Dimana:           K = faktor erodibilitas tanah
                        A = erosi tanah (t   )
                        R = faktro erosivitas curah hujan
-          Melakukan Pendekatan Pedogenesis Dalam Penetuan Erodibilitas Tanah Secara Spasial
Dalam perencanaan penggunaan lahan dan penerapan teknik konservasi tanah, penentuan erodibilitas tanah secara spasial sangat diperlukan. Beberapa penenliti telah mencoba mengevaluasi kemungkinan penggunaan peta tanah untuk menentukan erodibilitas tanah secara spasial.
-          Penetapan Erodibilitas Tanah Dengan Menggunakan Model Untuk Memprediksi Tingkat Kepekaan Erosi
Penetapan erodibilitas tanah dengan menggunakan model merupakan salah satu jalan keluar. Beberapa model telah dikembangkan untuk memprediksi tingkat erodibilitas tanah , namun demikian untuk kondisi tanah Indonesia masih diperlukan beberapa pengujian agar diperoleh model yang sesuai (Dariah et al, 2008)
-          Penggunaan Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah. Tanaman penutup tanah ini selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah. Metode vegetatif untuk konservasi tanah dan air termasuk antara lain: penanaman penutup lahan (cover crop) berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak langsung mengenai permukaan tanah, menambah kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi pengikisan tanah oleh air dan mempertahankan tingkat produktivitas tanah. Penanaman rumput kegunaannya hampir sama dengan penutup tanah, tetapi mempunyai manfaat lain, yakni sebagai pakan ternak dan penguat terras. Cara penanamannya dapat secara rapat, barisan maupun menurut kontur.
2.      Kelas  (Tingkat Erosi)
Erosi merupakan perpindahan material tanah dari satu tempat ke tempat yang lain oleh media tertentu, seperti air, angin dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Kartasapoetra (2005) Erosi merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan atau kekuatan air dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan/perbuatan manusia.
Salah satu faktor iklim yang paling berpengaruh terhadap kejadian erosi permukaan adalah curah hujan. Hujan menyebabkan erosi tanah melalui dua jalan yaitu pelepasan butiran tanah oleh pukulan air hujan pada permukaan tanah dan kontribusi  curah hujan terhadap aliran permukaan.
Kemampuan air hujan sebagai penyebab terjadinya erosi adalah bersumber dari laju dan distribusi tetesan air hujan, dimana kedua indikator tersebut mempengaruhi besarnya energi kinetik air hujan. Energi kinetik air hujan yang menyebabkan terkelupasnya partikel-partikel tanah. Pada lahan dengan vegetasi penutupnya rapat dan disertai oleh tanaman bawah, maka air hujan yang jatuh akan tertahan oleh tajuk tanaman, sehingga kecepatan jatuhnya tetesan air hujan akan berkurang. Penurunan laju tetesan air hujan mengakibatkan energi kinetik hujan dalam mengerosi tanah menjadi berkurang. Namun demikian, seiring dengan meningkatnya intensitas dan penyebaran curah hujan, yang disertai dengan keterbatasan daya infiltrasi tanah mengakibatkan terjadinya limpasan permukaan (overland flow). Limpasan permukaan ini dapat mengikis permukaan tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya erosi permukaan pada suatu daerah aliran sungai selain curah hujan adalah karakteristik lereng, jenis tanah dan penggunaan lahan. Semakin panjang lereng suatu lahan menyebabkan semakin banyak air permukaan yang terakumulasi, sehingga aliran permukaan menjadi lebih tinggi kedalaman  maupun kecepatannya (Quratul, 2008).
 Solusi Masalah
Berikut adalah solusi untuk mengatasi masaalah Tingkat Erosi pada tanah yang dapat dilakukan:
-          Membuat Teras Bangku
Menggunakan teras bangku dengan konstruksi sedang. Selain  itu juga ditanami beberapa tanaman tahunan dengan sengaja sebagai salah satu upaya  konservatif.
-          Menggunakan Metode Mekanik
Metode mekanis atau fisik adalah konservasi yang berkonsentrasi pada penyiapan tanah supaya dapat ditumbuhi vegetasi yang lebat, dan cara memanipulasi topografi mikro untuk mengendalikan aliran air dan angin. Sedangkan metode kimia adalah usaha konservasi yang ditujukan untuk memperbaiki struktur tanah sehingga lebih tahan terhadap erosi. Pengendalian erosi secara teknis-mekanis merupakan usaha-usaha pengawetan tanah untuk mengurangi banyaknya tanah yang hilang di daerah lahan pertanian dengan cara mekanis tertentu. Sehubungan dengan usaha-usaha perbaikan tanah secara mekanik yang ditempuh bertujuan untuk memperlambat aliran permukaan dan menampung serta melanjutkan penyaluran aliran permukaan dengan daya pengikisan tanah yang tidak merusak.
Adapun usaha konservasi tanah dan air yang termasuk dalam metode mekanis antara lain meliputi : a. Pengolahan tanah b. Pengolahan tanah menurut garis kontur c. Pembuatan teras d. Pembuatan saluran air (waterways) e. Pembuatan dam pengendali (check dam) (Suripin, 2002).
-          Pengendalian Erosi Secara Kimiawi
Pengendalian erosi secara kimiawi, yaitu pengendalian erosi yang didasarkan atas usaha penambahan bahan kimiawi yang bersifat organik maupun anorganik secara terencana ke dalam tanah untuk memperbaiki/memulihkan sifat fisik dan kimiawi tanah. Tujuan pengendalian erosi secara kimiawi : (a) Memanipulasi struktur tanah sehingga terbentuk agregasi (b) Mempercepat dekomposisi mulsa dan seresah (Tim Peneliti BP2TPDAS IBB, 2002).
-          Menggunakan Metode Vegetatif
Menurut Kartasapoetra (2005) Cara vegetatif atau cara memanfatkan peranan tanaman dalam usaha pengendalian erosi dan atau pengawetan tanah dalam pelaksanaannya dapat meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a.)    penghutanan kembali (reboisasi) dan penghijauan,
b.)    penanaman tanaman penutup tanah,
c.)    penanaman tanaman secara garis kontur,
d.)   penanaman tanaman dalam strip,
e.)    penanaman tanaman secara bergilir, dan
f.)     pemulsaan atau pemanfaatan seresah tanaman

-          Memperhatikan Tingkat Erosi Permukaan Pada Lahan Pertanian
Disarankan untuk memprioritaskan wilayah pengelolaan untuk mereduksi dan mencegah bahaya erosi berdasarkan tingkat sebaran erosi permukaan, khususnya  ada tanah terbuka (lahan berro).
-          Membuat Kawasan Percontohan
Menetapkan suatu kawasan percontohan untuk mengadopsi dan mengimplementasikan teknik konservasi tanah guna mencegah terjadinya erosi permukaan, serta melakukan monitoring secara berkala.
-          Pemberdayaan Masyarakat
Mengusahakan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA
A, Qurratul. 2008. Prediksi Tingkat Bahay Erosi Dengan Metode USLE Di Lereng Timur Gunung Sindoro. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah Dan Air. Lembaga Sumberdaya Informasi Institut Pertanian Bogor. Bogor. IPB Press
Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Dariah et al. 2008. Kepekaan Tanah Terhadap Erosi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Hudson, N. 1978. Soil Conservation. Bastford, London.
Kartasapoetra G., A. G. Kartasapoetra, M. M. Sutedjo. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Rineka Cipta. Jakarta
Lihawa, Fitryane. 2012. Tingkat Erosi Permukaan Pada Lahan Pertanian Jagung  Di Das Alo-Pohu Provinsi Gorontalo. Pusat Studi Lingkungan Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi. Yogyakarta. 
Tim Peneliti BP2TPDAS IBB. 2002. Pedoman Praktik Konservasi Tanah dan Air. Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Indonesia Bagian Barat (BP2TPDAS IBB). Surakarta.
Veiche, A. 2002. The Spatial Viriability Of Erodibility And Its Relation To Soil Types: A Study From  Northem Ghana. Goederma 106:110-120