Follow Me @intanyputri.edyson

Senin, 21 Desember 2015

The Man In My Dream

20.14.00 0 Comments
The Man In My Dream
Chapter 2


            “Pagi Kim In Jung,,,”
            ‘Tiiiiit Tiiit Tiiiit....’ Alarm In Jung berbunyi sangat nyaring, In Jung segera membuka matanya dan meraba meja yang terletak tepat disamping tempat tidur kecil berwarna Lavender miliknya. Dia meraih Jam Alarm digital berwarna hijau muda kemudian menekan tombol petak yang terletak diatas kepala jam tersebut dan seketika alarm berhenti berderit, kemudian In Jung meletakkan kembali jam itu dan kembali meraba kesisi lain dan berhasil meraih kaca mata besar berwarna hitam miliknya. Dia memakai kacamatanya dan berjalan dengan sempoyongan meraih handuk yang tersangkut di sofa kecil dalam kamar In Jung. Tak lama In Jung berjalan ke arah samping kiri dengan mata setengah terbuka dan masuk kesebuah ruangan kecil berdinding keramik berwarna Hijau Muda. Beberapa detik kemudian dia menutup pintu ruangan itu dengan keras dan tak lama terdengar suara percikan besar air yang keluar dari keran. Yah In Jung sedang mandi -_-
            Sepuluh menit kemudian suara percikan air sudah tak terdengar lagi dari ruangan itu dan In Jung muncul di balik pintu berwarna putih. “selamat pagi kamar tercinta” ucap In Jung setelah mendapatkan kembali kesadaran penuh-nya sambil menatap keberbagai sudut ruangan. Tepat dibawah kakinya ada sepasang kaus kaki berwarna Coklat Tua, In Jung melangkahi kaus kaki tersebut dan melempar sembarang Handuk yang sedari tadi berada di bahunya. Kemudian dia kembali berjalan menuju meja riasnya, dia berhenti sebentar sambil menggigit kukunya dan menggerutu kecil ‘diamana krim wajah ku?’ kemudian menjawab dengan sendirinya ‘ah ini dia’ In Jung meraih Krim wajahnya dan mengoles keseluruh wajah dengan rata, lalu dia kembali meletakkan krim tersebut dan beralih ke bedak tabur milik In Jung yang sudah tak jelas lagi bagaimana bentuknya. ‘ahh lagi.. lagi...? maskara ku dimaanaaaa?’ gerutu In Jung yang tak dapat menemukan maskaranya dia mencari ke berbagai sudut meja rias dan tak bisa menemukannya kemudian In Jung merunduk beralih ke bawah meja dan dia melihat sebuah benda berukuran 15 Cm berwawarna hitam ‘itu dia!!’ kata In Jung bahagianya! Setelah mengahabiskan waktu untuk berdandan dan memilih baju, akhirnya In Jung Keluar dari kamarnya. Dia berjalan menuju meja makan tapi disana hanya ada sepotong roti dan segelas susu yang telah di siapkan oleh Ahjuma asisten rumah tangga In Jung. “Cuma Roti?” kata In Jung kecewa
            “Mianhae Agashi (nyonya muda) Sammunim (nyonya besar) tidak mengizinkan ku untuk menyiapkan makanan lain, Sammunim bilang Agashi harus terbiasa dengan makanan sehat seperti ini” kata Ahjuma dengan sedikit menyesal. Ahjuma sangat tahu kalau In Jung tak menyukai sarapan ala Eropa, namun tiap kali Ibu In Jung pulang dari Inggris kebiasaan dirumah itu benar-benar harus berubah sesuai keinginan Ibu In Jung. In Jung menatap nenar kearah piring yang berisikan Sepotong roti dengan daun selada dan beberapa benda asing lainnya didalam roti itu. Kemudian Sammunim muncul dari arah belakang In Jung, “ada apa sayang?” tanya Sammunim sambil meraih kepala In Jung dan menciumi rambutnya. “Cuma Roti?” tanya In Jung lagi.
“itu bukan roti, tapi sandwich sayang” ucap Sammunim
“Sandwich dan roti apa bedanya? Sama-sama tidak bisa dimakan!” gerutu In Jung kecil. Kemudian di berbalik arah begitu saja tanpa meneyentuh piringnya. Tentu itu membuat Sammunim  meradang di pagi hari
            In Jung keluar dari rumahnya dan disana sudah menunggu Hye Yeon, Hyesun, dan Ah Jeong didalam mobil “selamat pagi In Jung!” ucap mereka bertiga membuat In Jung menghentikan langkahnya.
“yaa In Jung-ah, apa yg kau lakukan. Cepat kita bisa terlambat” omel Hye Yeon yang berada di belakang kemudi.
“ahh Ndee,,” jawab In Jung tersadar dan langsung masuk kedalam mobil.
“kau kenapa?” tanya Ah Jeong, “kenapa seperti orang bingung” Lanjutnya
“yedeurah, kenapa pagi ini kalian menyapa ku seperti tadi?” tanya In Jung dengan wajah pucat
“memangnya kenapa?” tanya Hyesun
“anni,, aku hanya tidak biasa dan itu membuat ku merinding, itu sama sekali tidak cocok dengan kalian” kata In Jung memaksa tertawa seakan dia sedang membuat lelucon.
            Ya, In Jung memang merasa aneh dengan sapaan teman-temannya pagi ini. Ini memang tidak biasa di lakukan, tapi kenapa seakan In Jung pernah mendengarnya di suatau tempat. Tapi dimana? ‘apa ibu ku mengucapkan selamat pagi,  pagi ini?’ tanya In Jung sendiri dalam hati
            Kim In Jung terlihat begitu pucat pagi ini, dia tak sesemangat biasanya bahkan di depan Hae Jun sekalipun In Jung bersikap seolah tak perduli sama sekali dengan keberadaan Hae Jun. Park Hae Jun, seorang pria melankolis yang sempat di taksir oleh In Jung. Pria dengan aura misterius nyaris tak pernah ia dengar Hae Jun bicara, pria penyendiri dan tak begitu peduli dengan keadaan disekitarnya. Ya Pria seperti itulah yang sempat membuat In Jung hilang kewarasannya. In Jung pernah mengakui sendiri perasaanya pada Hae Jun dan berakhir dengan penolakan yang tragis. In Jung sempat tak mau berbicara dengan siapapun selama dua hari meski ia mengaku baik-baik saja dan tak berpengaruh sedikitpun dengan penolakan itu tapi para sahabat tetap bersikap seolah mereka tahu segalanya dan menegrti perasaan In Jung. Bagi mereka mungkin saat itu In Jung sedang berusaha tegar. Tapi benarkah itu yang sedang dirasakan In Jung saat itu? Hanya In Jung yang tahu.
            Anehnya, setelah di tolak oleh Hae Jun, sekarang malah Hae Jun yang bersikap sok perhatian pada In Jung yang kini sama sekali tak memperdulikan Hae Jun dan sebaliknya In Jung kini bersikap angkuh dan tak perduli sama sekali dengan keberadaan Hae Jun yang kerap muncul di depannya. Sejak pertama kali bertemu In Jung tak pernah sekalipun menyebut nama Hae Jun dengan benar, dia selalu memanggil Hae Jun dengan sebutan ‘Geu Nomi’ (pria itu). Ditambah lagi dengan hubungan mereka yang saat ini kian dingin, tak sekalipun In Jung membicarakan Hae Jun di berbagai tempat dan keadaan. Malah teman-temannya yang terus menghubung-hubungkan masalalu In Jung dengan Hae Jun dan ditanggapi dengan dingin oleh In Jung.
            Aneh, tapi In Jung mengaku sama sekali tidak dendam atau marah pada Hae Jun. Itu terjadi begitu saja, aku In Jung beberapa waktu yang lalu. Sekarang Hae Jun sering memberi perhatian dan mencari berbagai kesempatan untuk bertemu dengan In Jung, namun In Jung sama sekali tidak sadar akan hal itu.
“Selamat Pagi In Jung!” sapa Hae Jun
In Jung tiba-tiba saja kaget dan kembali sadar dari lamunannya, ternyata tepat didepannya Hae Jun sedang berdiri menyapa In Jung. In Jung tak langsung menjawab sapa Hae Jun, namun dia tertegun seperti sedang mengingat sesuatu “kata-kata itu lagi! Apa yang salah dengan ucapan selamat pagi? Ada apa dengan ku? Diamana aku pernah mendengarnya pagi ini?” omel In Jung dalam fikirannya. Kemudian lamunan In Jung kembali disadarkan oleh Ah Jeong yang menyenggol pelan In Jung seolah memberitahu keberadaan Hae Jun, dan In Jung pun kembali sadar dari lamunannya “ ahh Iya , selamat pagi!” jawab In Jung datar, kemudian berjalan melewati Hae Jun sambil terus mengingat dimana ia pernah mendengar ucapan selamat pagi sebelumnya?
Hae Jun tersenyum malu pada Ah Jeong, Hye Sun dan Hye Yeon kemudian pergi meninggalkan mereka. Tak lama  ketiga teman In Jung mengejar In Jung dan meluncurkan banyak sekali pertanyaan.
“kau ini kenapa In Jung? Tadi itu Hae Jun lho!” kata Ah Jeong
“ada apa dengannya?” tanya In Jung masih setengah sadar
“In Jung! Berhenti bersikap sok bodoh!” bentak Hye Sun,
“apa maksudmu?” tanya In Jung berhenti dan membubarkan semua fikirannya yang sejak tadi sudahmelayang bebas di udara
“ada apa dengan mu hari ini? Aku tahu kebiasaanmu memang melamun tapi ini masih pagi lho?” lankut Hye Sun
“aku sedang tidak mealamun! Tapi aku sedang mengingat sesuatu!” terang In Jung
“apa itu?” tanya Hye Yeon
“mimpi mu lagi?” lanjut Hye Yeon dan membuat pupil mata In Jung membesar, dia seperti baru saja menemukan barangnya yang hilang.
“kau benar itu mimpi!!” jawab In Jung membuat teman-temannya makin bingung
“aku mendengarnya di mimpiku! Kata kata selamat pagi!” lanjut In Jung lagi
“Berhentilah bicara omong kosong In Jung! Kau tahu, kau itu terlalu terobsesi dengan mimpi mu itu! Ini dunia nyata jadi fikirkan saja apa yang akan kau lakukan di dunia nyata!” sambar Lee Dae Hee yang muncul tiba-tiba. In Jung terdiam dengan wajah agak tidak senang dengan Dae Hee kemudian melewati Dae Hee dan pergi menuju kelas mereka.
            Dilain tempat, di sebuah tempat yang amat jauh. Seorang pria terlihat sedang berlari tergopoh-gopoh sambil menenteng tas Petak berwarna Coklat miliknya. Sesekali dia membetulkan posisi kerah baju hangatnya yang sejak tadi menari di bahu pria itu. Kemudian dia berdiri di depan sebuah pintu berwarna Putih. Dan masuk dengan cepat setelah ia berhenti beberapa saat didepan pintu tadi. Kemudian Pria tersebut mengejutkan si penghuni rumah seorang pria renta yang sedang duduk di kursi goyang sambil meminum teh Ginseng kesukaan si Kakek dengan perkataannya “aku sudah bisa pulang!!”
            Si kakek yang mendengar perkataan Cucunya itu langsung meletakan cangkir merah Maroon yang ada di tangannya di atas meja bundar disisi kirinya. Kemudian kakek tersebut mengangguk dan tersenyum.
            Kembali ke Korea, tepatnya di sebuah Universitas Hankang di Seoul. Hae Jun tampak sedang memperhatikan In Jung dari balik rak rak buku perpustakaan. Ia sedang melihat In Jung yang sibuk menyibaki halaman demi halaman dari sebuah buku stebal 10 Cm. Sesekali In Jung menuliskan sesuatu di atas selembar kertas berwarna coklat yang dia dapat dari Nona Jang si penjaga Perpus. Saat Hae Jun akan menghampiri tiba-tiba Kyu Jin muncul dengan buku lainnya. Lalu Kyu Jin duduk tepat di samping In Jung sambuil sesekali berbicara dengan menunjukkan sebuah buku di tangannya. Hae Jun saat itu merasa kesal dan berfikir kalau Kyu Jin selalu muncul saat dia akan mendekati In Jung.
            Siapa Kyu Jin?
Moon Kyu Jin adalah seoarang teman sekelas In Jung, selain Dae Hee, Hye Yeon, Ah Jeong dan Hye Sun, Kyu Jin juga termasuk teman yang sering terlihat bersama In Jung baik di Perpus, di Kantin maupun di Ruang Laboratorium. Ya In Jung dan Kyu Jin kuliah di jurusan Botani. Mereka sering terlihat di labor atau pun di kebun percobaan untuk melakukan berbagai penelitian kampus. Meski In Jung tidak tergolong pada Mahasiswa yang berprestasi namun dia  sering terlihat di Labor untuk melakukan penelitian pribadinya bersama Kyu Jin.
Setelah selesai In Jung dan Kyu Jin keluar dari perpus dan mereka berpisah tepat di depan pintu perpus. In Jung pergi ke arah selatan dan Kyu Jin ke arah Utara. Dan Hae Jun kembali mengikuti In Jung, Hae Jun fikir mungkin ini kesempatannya untuk bicara dengan In Jung. Lalu Hae Jun pun datang menyapa secara langsung In Jung dengan pertemuan yang di atur  Hae Jun seolah mereka bertemu tanpa sengaja di depan taman kampus. Hae Jun melambaikan tangannya pada In Jung sambil menyapa “Annyeong In Jung-ah!” dan In Jung tersenyum sambil sedikit membungkuk kemudian melewati Hae Jun begitu saja. Hae Jun tertegun dengan tangannya yang masih melambai di udara. Lalu di menurunkan tangannya dan menghentakkan kaki kanannya ke tanah sambil sedikit menggerutu karena malu dan putus asa. In Jung sama sekali tidak berfikir bahwa Hae Jun berusaha untuk berbicara dengannya. In Jung benar-benar berfikir itu hanya pertemuan singkat biasa.
Jam menunjukkan pukul 6 sore waktu korea, ke lima sahabat itu nampak sedang berada di parkir sambil sedikit bercanda ringan dan saat itu Hae Jun kembali muncul. Entah di sengaja atau tidak ternyata Mobil Hae Jun di parkir tepat di samping Mobil Hye Yeon. Hae Jun tersenyum sambil menyapa ringan ke lima sahabat itu. Kemudian dia melihat kearah In Jung dan bertanya “apa kau akan pulang?”
“tentu” jawab In Jung tersenyum
“mau ku antar?” tanya Hae Jun yang tak tahu bagaimana caranya berbasa basi. In Jung tampak bingung dan melihat kearah teman temannya,
“tidak usah repot-repot, aku akan pulang bersama Hye Yeon dan yang lainnya” jawab In Jung dan Hae Jun melihat kearah Hye Yeon seolah meminta bantuannya da tampaknya Hye Yeon mengerti dengan tatapan itu
“ah kebetulan sekali Hae Jun, kau bisa mengantar In Jung pulang? Aku lupa harus pergi ke dokter bersama Dae Hee, dan Ah Jeong sebentar lagi akan menemui Tae Gook di halte dan Hye Sun, bukan kah kau ada urusan dengan Na Ri?” sambar Hye Yeon mengarang dan membuat bingung teman-temannya,
“apa maksudmu?” tanya Dae Hee kemudian Hye Yeon menepuk pelang pinggang Dae Hee memberi kode dan mereka akhirnya mengerti
“ahh kau benar, kau bisa mengantar ku sampai kedepan kan?” tanya Hye Sun sekongkol
“tentu, ayo jangan sampai telat” jawab Hye Yeon
“In Jung Mian, aku lupa memberi tahu mu, untung disini ada Hae Jun. Hae Jun-ssi titip In Jung ya?” lanjut Hye Yeon
“tantu! Aku pasti akan menjaganya!” jawab Hae Jun sumringah
“yaaa yedeurah! Kalian apa apaan!” rengek In Jung tak terima namun para sahabt nya mengabaikan rengekan In Jung kali ini
“dahh In Jung!” mereka me;ambaikan tangannya sambil tersenyum lebar,,


Bersambung...

Senin, 14 Desember 2015

The Man In My Dream (Imajinasi)

23.38.00 3 Comments
The Man In My Dream
Author : Intan Yatima Putri
Cast:
Krystal 'F(X)  as Kim In Jung
JB 'Got7' AS Han Jae Hyun
Yook Sung Jae 'BTOB' as Park Jae Hyun
Sulli 'F(x)' as Lee Dae Hee
Ji Young 'KARA' as Kim Ah Jeong
Lee Yoo Young 'Hello Venus' as Kim Hye Yeon
Yang lainnya Masih memburu..



          “Semua itu berawal dari mimpi..”
            Dia datang lagi, seorang pria yang kerap menghampiri mimpi ku. Seseorang yang tak dapat ku ingat bagaimana rupanya, seseorang yang selalu ku rindukan namun orang itu selalu terjebak dalam mimpi ku, yah dia hanya bagian dari ilusi ku. Begitulah tulis seorang gadis 20-an dalam buku catatan berwarna Lavender miliknya. Gadis itu kerap bercerita pada teman-temannya bahwa dia sering memimpikan orang yang sama beberapa kali. Ah tidak, sebenarnya gadis itu tidak menceritakannya secara benar. Bukan beberapa kali, namun sering kali dia memimpikan orang itu selama 5 tahun terakhir. Seorang pria yang ada dalam mipinya yang selalu memanggil namanya dengan tawa yang lebar di wajahnya namun sebaliknya gadis itu tak pernah bisa mengingat wajah maupun nama pria tersebut.
            Kim In Jung, nama gadis itu. Bertubuh kurus, tinggi semampai, berkulit kuning, bermata besar setidaknya dia memiliki mata yang agak sedikit besar di banding keluarga dan teman-teman di lingkungannya. Gadis ini mengenakan kacamata besar, yang besarnya hampir menutupi stengah dari wajahnya. Dia selalu mengaku bahwa itu adalah trend di kotanya. Kim In Jung si gadis pendiam dan baik hati (akunya), namun di mata para sahabat dia adalah seorang gadis yang menyembunyikan sejuta cerita di balik kaca mata besarnya itu. Bagi orang yang tak mengenalnya mungkin akan mengira bahwa dia adalah seorang antisosial, namun bagi mereka yang mengenal In Jung lebih lama akan menyebutnya si Wanita Kaleng. Mereka menyebutnya wanita kaleng karena sifat In Jung yang sangat berisik ketika dia mendapat kesempatan untuk bicara.
            “semalam dia datang lagi,,” ucap In Jung, ketika Lee Dae Hee teman In Jung menyinggung tentang mimpi yang di alaminya semalam. In Jung yang mendengar langsung menyambar dan melanjutkan cerita dengan ceritanya. Ketiga teman In Jung yang lain begitu antusias ingin mendengar mimpi In Jung terutama Kim Hye Yeon. Menurut Hye Yeon mimpi In Jung itu menjerumus ke masa lalu In Jung, namun Dae Hee membantah dengan mengatakan bahwa In Jung hanya terobsesei dengan ceritanya sendiri untuk bertemu dengan pangeran seperti di Film-film yang sering mereka tonton. Dae Hee adalah satu-satunya teman In Jung yang tak begitu senang dengan cerita In Jung. Namun Go Hye Sun dan Kim Ah Jeong dua teman In Jung yang lainnya menganggap mimpi In Jung seperti sebuah teka-teki dan mereka senang sekali menebak maksud mimpi itu.
            “apa yang terjadi di mimpi mu?” Tanya Hye Yeon
“hmm, aku bermimpi kami sedang bermain petak umpet di sebuah rumah kosong” jawab In Jung
“hanya itu saja?” tanya Dae Hee
“tunggu dulu, In Jung belum selsesai” lanjut Hye Sun. In Jung mengangguk menyetujui perkataan Hye Sun kemudian melanjutkan ceritanya, “tanpa sadar ternyata kami telah bermain sampai larut malam” lanjut In Jung dengan wajah seriusnya sembari kembali mengingat mimpi nya itu.
“lalu aku mengikutinya pulang kerumah pria itu, disana aku bertemu dengan wanita muda, sepertinya dia Ibu pria itu..” lanjut In Jung
“wanita muda kata mu?” tanya Ah Jeong, In jung mengangguk lalu bertanya “kenapa?” dengan wajah sedikit bingung dengan tanggapan Ah Jeong
“Anni, maksud ku seberapa muda wanita itu sehingga bisa menjadi ibu untuk  orang seusia kita? Bukan kah kau pernah bilang kau dan pria itu seumuran?” tanya Ah Jeong
“ahh benar juga” lanjut Hye Sun
“entahlah, tapi sepertinya di dalam mimpi itu aku bukan lah aku yang sekarang, apa itu bukan aku?” tanya In Jung pada diri nya sendiri
“eihh apa maksudmu itu bukan kamu?  Itu pasti kamu tidak mungkin orang lain yg jadi peran utama dalam mimpi mu” lanjut Hye Yeon
“benar juga” jawab In Jung kebingungan dengan sendirinya.
“lalu apa yang terjadi?” Tanya Dae Hee dengan wajah seakan tak perduli
“hmm aku masuk kerumah pria itu, dan wanita muda itu memanggil nama ku dengan lantang ‘In Jung –ah kau datang?’” lanjut In Jung
“tuu kan, dia memanggil nama mu, sudah pasti itu kamu!” potong Hye Yeon
“yaa Hye Yeon, In Jung sedang bercerita kenapa kau potong?!!”
“heehee Mian Chingu ya!” jawab Hye Yeon tersipu
“lalu tak lama Wanita muda itu meminta Pria itu untuk mengantar ku pulang, namun kami sulit menemukan jalan pulang. Seakan daerah rumah kami seperti telah banyak berubah. Aku terus bertanya pada pria itu, apa kita tersesat? Kemana taman yang ada disini? Rumah hantu itu dimana?” lanjut In Jung
“apa? rumah hantu kata mu?” kali ini Ah Jung memotong, In Jung mengangguk dengan wajah sedikit khawatir melihat ekspresi teman-temannya
“rumah hantu apa maksudnya?” tanya Hye Sun
“entahlah aku juga tidak tahu” jawab In Jung
“apa maksudmu tidak tahu, kau yang mengatakannya tadi”
“aku juga tidak tahu rumah hantu apa yang ku maksud? Sepertinya itu haya sekedar terucap begitu saja” jawab In Jung
“lalu apa yang terjadi?” tanya Dae Hee
“dengan susah payah akhirnya kami menemukan rumah ku, dan keesokan harinya aku kembali kerumah Pria itu, tapi...”
“tapi apa?” tanya Hye Yeon
“tapi.. aku tak menemukan siapa pun di rumah itu. Tidak ada satu orang pun disana, juga dengan barang-barangnya.. aku terus menangis aku sangat sedih . aku menangis sampai aku terbangun di pagi hari dan jam menunjukkan pukul 5 pagi” cerita In Jung
“wuaahhhh,, In Jung –ah cerita mu membuat ku merinding” kata Ah Jeong
“kau benar aku sampai merinding” lanjut Hye Yeon


Bersambung....