The Man In My Dream
Chapter 2
“Pagi Kim In
Jung,,,”
‘Tiiiiit Tiiit
Tiiiit....’ Alarm In Jung berbunyi sangat nyaring, In Jung segera membuka
matanya dan meraba meja yang terletak tepat disamping tempat tidur kecil
berwarna Lavender miliknya. Dia meraih Jam Alarm digital berwarna hijau muda
kemudian menekan tombol petak yang terletak diatas kepala jam tersebut dan
seketika alarm berhenti berderit, kemudian In Jung meletakkan kembali jam itu
dan kembali meraba kesisi lain dan berhasil meraih kaca mata besar berwarna
hitam miliknya. Dia memakai kacamatanya dan berjalan dengan sempoyongan meraih
handuk yang tersangkut di sofa kecil dalam kamar In Jung. Tak lama In Jung
berjalan ke arah samping kiri dengan mata setengah terbuka dan masuk kesebuah
ruangan kecil berdinding keramik berwarna Hijau Muda. Beberapa detik kemudian
dia menutup pintu ruangan itu dengan keras dan tak lama terdengar suara
percikan besar air yang keluar dari keran. Yah In Jung sedang mandi -_-
Sepuluh menit
kemudian suara percikan air sudah tak terdengar lagi dari ruangan itu dan In
Jung muncul di balik pintu berwarna putih. “selamat pagi kamar tercinta” ucap
In Jung setelah mendapatkan kembali kesadaran penuh-nya sambil menatap
keberbagai sudut ruangan. Tepat dibawah kakinya ada sepasang kaus kaki berwarna
Coklat Tua, In Jung melangkahi kaus kaki tersebut dan melempar sembarang Handuk
yang sedari tadi berada di bahunya. Kemudian dia kembali berjalan menuju meja
riasnya, dia berhenti sebentar sambil menggigit kukunya dan menggerutu kecil ‘diamana
krim wajah ku?’ kemudian menjawab dengan sendirinya ‘ah ini dia’ In Jung meraih
Krim wajahnya dan mengoles keseluruh wajah dengan rata, lalu dia kembali
meletakkan krim tersebut dan beralih ke bedak tabur milik In Jung yang sudah
tak jelas lagi bagaimana bentuknya. ‘ahh lagi.. lagi...? maskara ku dimaanaaaa?’
gerutu In Jung yang tak dapat menemukan maskaranya dia mencari ke berbagai
sudut meja rias dan tak bisa menemukannya kemudian In Jung merunduk beralih ke
bawah meja dan dia melihat sebuah benda berukuran 15 Cm berwawarna hitam ‘itu
dia!!’ kata In Jung bahagianya! Setelah mengahabiskan waktu untuk berdandan dan
memilih baju, akhirnya In Jung Keluar dari kamarnya. Dia berjalan menuju meja
makan tapi disana hanya ada sepotong roti dan segelas susu yang telah di
siapkan oleh Ahjuma asisten rumah
tangga In Jung. “Cuma Roti?” kata In Jung kecewa
“Mianhae
Agashi (nyonya muda) Sammunim (nyonya besar) tidak
mengizinkan ku untuk menyiapkan makanan lain, Sammunim bilang Agashi
harus terbiasa dengan makanan sehat seperti ini” kata Ahjuma dengan sedikit
menyesal. Ahjuma sangat tahu kalau In Jung tak menyukai sarapan ala Eropa,
namun tiap kali Ibu In Jung pulang dari Inggris kebiasaan dirumah itu
benar-benar harus berubah sesuai keinginan Ibu In Jung. In Jung menatap nenar
kearah piring yang berisikan Sepotong roti dengan daun selada dan beberapa
benda asing lainnya didalam roti itu. Kemudian Sammunim muncul dari arah belakang In Jung, “ada apa sayang?” tanya
Sammunim sambil meraih kepala In Jung
dan menciumi rambutnya. “Cuma Roti?” tanya In Jung lagi.
“itu bukan roti, tapi sandwich sayang”
ucap Sammunim
“Sandwich dan roti apa bedanya? Sama-sama
tidak bisa dimakan!” gerutu In Jung kecil. Kemudian di berbalik arah begitu
saja tanpa meneyentuh piringnya. Tentu itu membuat Sammunim meradang di pagi
hari
In Jung keluar
dari rumahnya dan disana sudah menunggu Hye Yeon, Hyesun, dan Ah Jeong didalam
mobil “selamat pagi In Jung!” ucap mereka bertiga membuat In Jung menghentikan
langkahnya.
“yaa In Jung-ah, apa yg kau lakukan. Cepat
kita bisa terlambat” omel Hye Yeon yang berada di belakang kemudi.
“ahh Ndee,,” jawab In Jung tersadar
dan langsung masuk kedalam mobil.
“kau kenapa?” tanya Ah Jeong, “kenapa
seperti orang bingung” Lanjutnya
“yedeurah, kenapa pagi ini kalian
menyapa ku seperti tadi?” tanya In Jung dengan wajah pucat
“memangnya kenapa?” tanya Hyesun
“anni,, aku hanya tidak biasa dan itu
membuat ku merinding, itu sama sekali tidak cocok dengan kalian” kata In Jung
memaksa tertawa seakan dia sedang membuat lelucon.
Ya, In Jung memang
merasa aneh dengan sapaan teman-temannya pagi ini. Ini memang tidak biasa di
lakukan, tapi kenapa seakan In Jung pernah mendengarnya di suatau tempat. Tapi
dimana? ‘apa ibu ku mengucapkan selamat pagi,
pagi ini?’ tanya In Jung sendiri dalam hati
Kim In Jung
terlihat begitu pucat pagi ini, dia tak sesemangat biasanya bahkan di depan Hae
Jun sekalipun In Jung bersikap seolah tak perduli sama sekali dengan keberadaan
Hae Jun. Park Hae Jun, seorang pria melankolis yang sempat di taksir oleh In
Jung. Pria dengan aura misterius nyaris tak pernah ia dengar Hae Jun bicara,
pria penyendiri dan tak begitu peduli dengan keadaan disekitarnya. Ya Pria
seperti itulah yang sempat membuat In Jung hilang kewarasannya. In Jung pernah
mengakui sendiri perasaanya pada Hae Jun dan berakhir dengan penolakan yang
tragis. In Jung sempat tak mau berbicara dengan siapapun selama dua hari meski
ia mengaku baik-baik saja dan tak berpengaruh sedikitpun dengan penolakan itu
tapi para sahabat tetap bersikap seolah mereka tahu segalanya dan menegrti
perasaan In Jung. Bagi mereka mungkin saat itu In Jung sedang berusaha tegar. Tapi
benarkah itu yang sedang dirasakan In Jung saat itu? Hanya In Jung yang tahu.
Anehnya, setelah
di tolak oleh Hae Jun, sekarang malah Hae Jun yang bersikap sok perhatian pada
In Jung yang kini sama sekali tak memperdulikan Hae Jun dan sebaliknya In Jung
kini bersikap angkuh dan tak perduli sama sekali dengan keberadaan Hae Jun yang
kerap muncul di depannya. Sejak pertama kali bertemu In Jung tak pernah sekalipun
menyebut nama Hae Jun dengan benar, dia selalu memanggil Hae Jun dengan sebutan
‘Geu Nomi’ (pria itu). Ditambah lagi dengan hubungan mereka yang saat ini kian
dingin, tak sekalipun In Jung membicarakan Hae Jun di berbagai tempat dan
keadaan. Malah teman-temannya yang terus menghubung-hubungkan masalalu In Jung
dengan Hae Jun dan ditanggapi dengan dingin oleh In Jung.
Aneh, tapi In Jung
mengaku sama sekali tidak dendam atau marah pada Hae Jun. Itu terjadi begitu
saja, aku In Jung beberapa waktu yang lalu. Sekarang Hae Jun sering memberi
perhatian dan mencari berbagai kesempatan untuk bertemu dengan In Jung, namun
In Jung sama sekali tidak sadar akan hal itu.
“Selamat Pagi In Jung!” sapa Hae Jun
In Jung tiba-tiba saja kaget dan kembali sadar dari lamunannya,
ternyata tepat didepannya Hae Jun sedang berdiri menyapa In Jung. In Jung tak
langsung menjawab sapa Hae Jun, namun dia tertegun seperti sedang mengingat
sesuatu “kata-kata itu lagi! Apa yang salah dengan ucapan selamat pagi? Ada apa
dengan ku? Diamana aku pernah mendengarnya pagi ini?” omel In Jung dalam
fikirannya. Kemudian lamunan In Jung kembali disadarkan oleh Ah Jeong yang
menyenggol pelan In Jung seolah memberitahu keberadaan Hae Jun, dan In Jung pun
kembali sadar dari lamunannya “ ahh Iya , selamat pagi!” jawab In Jung datar,
kemudian berjalan melewati Hae Jun sambil terus mengingat dimana ia pernah
mendengar ucapan selamat pagi sebelumnya?
Hae Jun tersenyum malu pada Ah Jeong, Hye Sun dan Hye Yeon kemudian
pergi meninggalkan mereka. Tak lama
ketiga teman In Jung mengejar In Jung dan meluncurkan banyak sekali
pertanyaan.
“kau ini kenapa In Jung? Tadi itu Hae
Jun lho!” kata Ah Jeong
“ada apa dengannya?” tanya In Jung
masih setengah sadar
“In Jung! Berhenti bersikap sok bodoh!”
bentak Hye Sun,
“apa maksudmu?” tanya In Jung berhenti
dan membubarkan semua fikirannya yang sejak tadi sudahmelayang bebas di udara
“ada apa dengan mu hari ini? Aku tahu
kebiasaanmu memang melamun tapi ini masih pagi lho?” lankut Hye Sun
“aku sedang tidak mealamun! Tapi aku
sedang mengingat sesuatu!” terang In Jung
“apa itu?” tanya Hye Yeon
“mimpi mu lagi?” lanjut Hye Yeon dan
membuat pupil mata In Jung membesar, dia seperti baru saja menemukan barangnya
yang hilang.
“kau benar itu mimpi!!” jawab In Jung
membuat teman-temannya makin bingung
“aku mendengarnya di mimpiku! Kata
kata selamat pagi!” lanjut In Jung lagi
“Berhentilah bicara omong kosong In
Jung! Kau tahu, kau itu terlalu terobsesi dengan mimpi mu itu! Ini dunia nyata
jadi fikirkan saja apa yang akan kau lakukan di dunia nyata!” sambar Lee Dae
Hee yang muncul tiba-tiba. In Jung terdiam dengan wajah agak tidak senang
dengan Dae Hee kemudian melewati Dae Hee dan pergi menuju kelas mereka.
Dilain tempat, di
sebuah tempat yang amat jauh. Seorang pria terlihat sedang berlari
tergopoh-gopoh sambil menenteng tas Petak berwarna Coklat miliknya. Sesekali
dia membetulkan posisi kerah baju hangatnya yang sejak tadi menari di bahu pria
itu. Kemudian dia berdiri di depan sebuah pintu berwarna Putih. Dan masuk
dengan cepat setelah ia berhenti beberapa saat didepan pintu tadi. Kemudian
Pria tersebut mengejutkan si penghuni rumah seorang pria renta yang sedang
duduk di kursi goyang sambil meminum teh Ginseng kesukaan si Kakek dengan
perkataannya “aku sudah bisa pulang!!”
Si kakek yang
mendengar perkataan Cucunya itu langsung meletakan cangkir merah Maroon yang
ada di tangannya di atas meja bundar disisi kirinya. Kemudian kakek tersebut
mengangguk dan tersenyum.
Kembali ke Korea,
tepatnya di sebuah Universitas Hankang di Seoul. Hae Jun tampak sedang
memperhatikan In Jung dari balik rak rak buku perpustakaan. Ia sedang melihat
In Jung yang sibuk menyibaki halaman demi halaman dari sebuah buku stebal 10
Cm. Sesekali In Jung menuliskan sesuatu di atas selembar kertas berwarna coklat
yang dia dapat dari Nona Jang si penjaga Perpus. Saat Hae Jun akan menghampiri
tiba-tiba Kyu Jin muncul dengan buku lainnya. Lalu Kyu Jin duduk tepat di
samping In Jung sambuil sesekali berbicara dengan menunjukkan sebuah buku di
tangannya. Hae Jun saat itu merasa kesal dan berfikir kalau Kyu Jin selalu
muncul saat dia akan mendekati In Jung.
Siapa Kyu Jin?
Moon Kyu Jin adalah seoarang teman
sekelas In Jung, selain Dae Hee, Hye Yeon, Ah Jeong dan Hye Sun, Kyu Jin juga
termasuk teman yang sering terlihat bersama In Jung baik di Perpus, di Kantin
maupun di Ruang Laboratorium. Ya In Jung dan Kyu Jin kuliah di jurusan Botani. Mereka
sering terlihat di labor atau pun di kebun percobaan untuk melakukan berbagai
penelitian kampus. Meski In Jung tidak tergolong pada Mahasiswa yang
berprestasi namun dia sering terlihat di
Labor untuk melakukan penelitian pribadinya bersama Kyu Jin.
Setelah selesai In Jung dan Kyu Jin
keluar dari perpus dan mereka berpisah tepat di depan pintu perpus. In Jung
pergi ke arah selatan dan Kyu Jin ke arah Utara. Dan Hae Jun kembali mengikuti
In Jung, Hae Jun fikir mungkin ini kesempatannya untuk bicara dengan In Jung. Lalu
Hae Jun pun datang menyapa secara langsung In Jung dengan pertemuan yang di
atur Hae Jun seolah mereka bertemu tanpa
sengaja di depan taman kampus. Hae Jun melambaikan tangannya pada In Jung
sambil menyapa “Annyeong In Jung-ah!” dan In Jung tersenyum sambil sedikit
membungkuk kemudian melewati Hae Jun begitu saja. Hae Jun tertegun dengan
tangannya yang masih melambai di udara. Lalu di menurunkan tangannya dan
menghentakkan kaki kanannya ke tanah sambil sedikit menggerutu karena malu dan
putus asa. In Jung sama sekali tidak berfikir bahwa Hae Jun berusaha untuk
berbicara dengannya. In Jung benar-benar berfikir itu hanya pertemuan singkat
biasa.
Jam menunjukkan pukul 6 sore waktu
korea, ke lima sahabat itu nampak sedang berada di parkir sambil sedikit
bercanda ringan dan saat itu Hae Jun kembali muncul. Entah di sengaja atau
tidak ternyata Mobil Hae Jun di parkir tepat di samping Mobil Hye Yeon. Hae Jun
tersenyum sambil menyapa ringan ke lima sahabat itu. Kemudian dia melihat
kearah In Jung dan bertanya “apa kau akan pulang?”
“tentu” jawab In Jung tersenyum
“mau ku antar?” tanya Hae Jun
yang tak tahu bagaimana caranya berbasa basi. In Jung tampak bingung dan
melihat kearah teman temannya,
“tidak usah repot-repot, aku
akan pulang bersama Hye Yeon dan yang lainnya” jawab In Jung dan Hae Jun
melihat kearah Hye Yeon seolah meminta bantuannya da tampaknya Hye Yeon
mengerti dengan tatapan itu
“ah kebetulan sekali Hae Jun,
kau bisa mengantar In Jung pulang? Aku lupa harus pergi ke dokter bersama Dae
Hee, dan Ah Jeong sebentar lagi akan menemui Tae Gook di halte dan Hye Sun,
bukan kah kau ada urusan dengan Na Ri?” sambar Hye Yeon mengarang dan membuat
bingung teman-temannya,
“apa maksudmu?” tanya Dae Hee
kemudian Hye Yeon menepuk pelang pinggang Dae Hee memberi kode dan mereka
akhirnya mengerti
“ahh kau benar, kau bisa
mengantar ku sampai kedepan kan?” tanya Hye Sun sekongkol
“tentu, ayo jangan sampai telat”
jawab Hye Yeon
“In Jung Mian, aku lupa memberi
tahu mu, untung disini ada Hae Jun. Hae Jun-ssi titip In Jung ya?” lanjut Hye
Yeon
“tantu! Aku pasti akan
menjaganya!” jawab Hae Jun sumringah
“yaaa yedeurah! Kalian apa
apaan!” rengek In Jung tak terima namun para sahabt nya mengabaikan rengekan In
Jung kali ini
“dahh In Jung!” mereka
me;ambaikan tangannya sambil tersenyum lebar,,
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar